Kamis, 26 Desember 2024

Dolar AS Melonjak Dua Dekade, Setelah Fed Naikkan Suku Bunga

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
ilustrasi dolar naik 5 pekan. Foto: Pixabay

Dolar Amerika Serikat (AS) melonjak ke level tertinggi baru setelah dua dekade, pada Kamis (22/9/2022) pagi, setelah Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi dan mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar pada pertemuan mendatang.

Melansir dari Antara, proyeksi baru The Fed menunjukkan, suku bunga kebijakannya naik menjadi 4,4 persen pada akhir tahun, sebelum memuncak pada 4,6 persen pada 2023 untuk mengekang inflasi yang sangat tinggi. Pemotongan suku bunga tidak diperkirakan sampai 2024.

Jerome Powell Ketua The Fed dalam konferensi persnya mengatakan, tidak ada cara tanpa rasa sakit untuk menurunkan inflasi, dia menambahkan bahwa tindakan The Fed kemungkinan akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih lambat dan pengangguran yang lebih tinggi.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, mencapai tertinggi baru 20 tahun di 111,63 setelah kenaikan suku bunga Fed, dan terakhir naik 0,7 persen pada 110,97.

Euro, komponen terbesar dalam indeks dolar, turun ke level terendah 20 tahun, mencapai 0,9810 dolar. Mata uang tunggal Eropa itu terakhir berpindah tangan pada 0,9852 dolar, melemah 1,2 persen.

Terhadap yen, dolar membukukan keuntungan kecil dibandingkan dengan mata uang lainnya, naik setinggi 144,695 yen. Greenback terakhir diperdagangkan pada 143,98 yen, naik 0,2 persen hari ini, membuat pedagang tetap waspada untuk mendorong dolar lebih tinggi mengingat ancaman intervensi Jepang untuk mendorong yen.

Sterling jatuh ke level terendah baru 37 tahun di 1,1237 dolar dan terakhir diperdagangkan di 1,1272 dolar, turun hampir satu persen.

Di awal sesi, dolar membukukan keuntungan setelah keputusan Vladimir Putin Presiden Rusia untuk memobilisasi lebih banyak pasukan guna konflik di Ukraina.

Putin pada Rabu (21/9/2022) kemarin, memanggil  sekitar 300.000 pasukan cadangan untuk berperang di Ukraina dan menyebut bahwa Moskow akan menanggapi dengan kekuatan yang lebih luas, jika Barat terus mempropagandakan nuclear blackmail atas konflik di sana.

Mata uang Eropa diketahui menanggung beban penjualan di pasar valuta asing, karena komentar Putin diketahui memperburuk kekhawatiran tentang prospek ekonomi untuk wilayah yang sudah terpukul keras oleh tekanan Rusia pada pasokan gas ke Eropa.

Peningkatan risiko geopolitik telah menopang dolar sebagai tempat berlindung yang aman dan alternatif langka di negara maju. (ant/des/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Truk Tabrak Rumah di Palemwatu Menganti Gresik

Surabaya
Kamis, 26 Desember 2024
28o
Kurs